Serial Akhir Zaman part 2_tanda-tanda kiamat kecil yang pertama
Daftar isi
1. Diutusnya Nabi Muhammad SAW
a. Nabi Muhammad SAW sebagai penutup
para Nabi
b.
Nabi Nabi sebelum Nabi Muhammad diutus hanya untuk umat tertentu
d. hadits hadits
yang menegaskan dekatnya hari kiamat
Pendahuluan
Di episode kali ini, kita akan masuk
lebih dalam ke pembahasan tanda-tanda kiamat, khususnya tanda-tanda kecil atau sughra.
Mayoritas ulama membagi tanda-tanda kiamat menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil
(sughra) dan tanda-tanda besar (kubra). Ada juga pendapat yang
menambahkan tanda-tanda sedang (wustha), tetapi kali ini kita akan fokus
pada pembagian yang paling umum, yaitu sughra dan kubra.
Mari kita mulai!
1. Diutusnya Nabi Muhammad SAW
Tanda tanda
kecil (alamat sughro) dari Hari Kiamat yang pertama adalah diutusnya Nabi
Muhammad SAW sebagai penutup para nabi. Jika ada yang bertanya, lah kan Nabi Muhammad
di utus ke dunia sudah 14 abad yang lalu atau sudah 1400 tahun yang lalu, tapi
kok belum kiamat kiamat juga sampai sekarang. Iya memang Nabi Muhammad sudah
sangat lama di utus, sudah 14 abad lebih, tapi angka ini tidak ada apa apanya,
jika dibandingkan dengan usia alam semesta yang sudah 13,4 milyar tahun lamanya
menurut para ilmuan. Sama sekali ngga ada artinya. Jika di ilustrasikan usia
alam semesta adalah dari terbit fajar sampai tenggelamnya mata hari, manusia
baru ada di bumi itu di detik detik terakhir menjelang matahari mau terbenam,
dan Nabi Muhammad di utus kebumi itu di detik terakhirnya.
Pertanyaannya
kenapa diutusnya Nabi Muhammad sebagai pertanda kiamat ? para ulama terdahulu
sudah menjelaskan perkara ini. Yuk simak ringkasanya.
a. Nabi Muhammad
SAW sebagai penutup para Nabi
yang pertama
kenapa di utusnya Nabi Muhammad merupakan pertanda awal akan datangnya hari
kiamat ? menurut keterangan dari para ulama adalah, karena Nabi Muhammad adalah
penutup para Nabi. Dari sekian banyak Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah
kemuka bumi, yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. Nah jika Nabi terakhirnya
sudah di utus, tentu sudah tidak ada Nabi lagi setelahnya dan dunia akan di
reset ulang oleh yang punya alias KIAMAT.
Adapun dalil
dari Al-Qur’an yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir adalah
Surat Al-Ahzab ayat 40.
مَا
كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ
وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ ٤٠
Terjemahnya:
Muhammad
itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan dia adalah utusan
Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Ayat
ini secara eksplisit menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah khatam
an-nabiyyin (penutup para nabi). Para ulama menafsirkan bahwa setelah Nabi
Muhammad, tidak ada lagi Nabi yang akan diutus, hal
ini menjadikan kedatangannya sebagai tanda dimulainya akhir zaman.
Selain
al-Qur’an yang secara eksplisit menyebutkan bahwa Nabi Muhammad adalah penutup
para Nabi, ada juga hadits yang menjelaskan hal yang sama, salah satunya adalah
hadits yang diriwayatkan oleh imam At-Tirmidzi.
"إِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ،
كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ، وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ، لَا نَبِيَّ
بَعْدِي."
Terjemahnya:
"Sesungguhnya akan ada dalam umatku tiga puluh
pendusta; masing-masing mengaku bahwa dia adalah Nabi. Padahal, aku adalah
penutup para Nabi; tidak ada Nabi setelahku." (HR. Ahmad, Abu Dawud,
dan At-Tirmidzi)
Hadits
ini mempertegas bahwa tidak ada lagi nabi yang akan diutus setelah Nabi
Muhammad, sehingga misi kenabian beliau menjadi penanda bagi awal akhir
zaman.
b.
Nabi Nabi sebelum Nabi Muhammad diutus hanya untuk umat tertentu
kenapa diutusnya
Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir merupakan pertanda awal dari sekian
banyak tanda menjelang hari kiamat ? sebab Nabi Nabi yang di utus sebelum
beliau, hanya untuk umat tertentu, berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang diutus
untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Didalam al-Qur’an surat An-Nahl ayat 36 dikatakan bahwa
Allah swt mengutus para Nabi dan Rasul kepada setiap umat, misi mereka sama
yakni mengajak umatnya masing-masing untuk menyembah tuhan yang maha esa, ayat
al-Qur’an tersebut bunyinya sebagai berikut:
وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ
الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الْمُكَذِّبِيْنَ ٣٦
Terjemahanya
36. Sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul
untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah dan jauhilah tagut!” Di
antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang ditetapkan
dalam kesesatan. Maka, berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Q.S. An-Nahl [16]: 36)
Ayat
diatas menjelaskan bahwa Setiap rasul yang diutus oleh Allah membawa misi yang sama,
yaitu mengajak umatnya untuk beribadah hanya kepada Allah dan menjauhi
"Thaghut". Thaghut di sini merujuk pada segala sesuatu yang
disembah selain Allah, termasuk berhala, setan, atau apa pun yang menghalangi
manusia dari jalan kebenaran. Setelah penyampaian dakwah oleh para rasul,
manusia terbagi menjadi dua golongan:
· Mendapat
Petunjuk:
Mereka yang menerima ajakan para rasul dan beribadah hanya kepada Allah.
· Tetap
dalam Kesesatan:
Mereka yang menolak ajakan tersebut dan tetap dalam penyembahan kepada selain
Allah.
Di ayat ini, Allah juga mengingatkan agar manusia
memperhatikan akibat yang menimpa orang-orang yang mendustakan para rasul
sebelumnya, sebagai pelajaran agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
c. Jumlah para Nabi dan Rasul
Tidak
semua Nabi dan Rasul diceritakan didalam al-Qur’an, namun hanya sebagian saja
yang diceritakan yakni hanya 25 Nabi dan Rasul saja sebagaimana tertera dalam
Surat Ghafir ayat 78.
وَلَقَدْ
اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ
مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ
اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ
وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ ٧٨
Terjemahanya
78. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus
rasul-rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad). Di antara mereka ada yang Kami
ceritakan kepadamu dan ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada
seorang rasul pun membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka, apabila
telah datang perintah Allah (hari Kiamat), diputuskanlah (segala perkara)
dengan adil. Ketika itu, rugilah para pelaku kebatilan. (Q.S. Ghafir [40]: 78)
Kemudian dalam ayat yang lain Allah SWT juga mengulangi
pernyataan yang sama, bahwa ada Nabi dan Rasul yang telah diutus sebelum Nabi
Muhammad SAW, namun tidak diceritakan di dalam Al-Qur’an sebagaimana tertera
dalam Surat an-Nisa Ayat 164 yang berbunyi:
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنٰهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا
لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۗوَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ ١٦٤
Terjemahanya
164. Ada beberapa rasul yang telah Kami ceritakan
(kisah) tentang mereka kepadamu sebelumnya dan ada (pula) beberapa rasul (lain)
yang tidak Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu. Allah telah
benar-benar berbicara kepada Musa (secara langsung).[1] (QS an-Nisa [4]: 164).
Kalau
begitu pertanyaanya Sebenarnya ada berapa Jumlah seluruh Nabi dan Rasul yang
telah di utus ? jawabanya sangatlah banyak. dalam salah satu hadits disebutkan
bahwa jumlah seluruh Nabi adalah 120.000, sedangkan jumlah seluruh Rasul adalah
313 sebagaimana bunyi hadits yang bersumber dari Abu Dzar yang diriwayatkan
oleh Imam Ibnu Hibban bahwasanyanya Rasulullah SAW bersabda:
قلت
: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَمِ الْأَنْبِيَاءُ قَالَ: ( مِائَةُ أَلْفٍ وَعِشْرُونَ
أَلْفًا)، قُلْتُ :يَا رَسُولَ اللَّهِ كَمِ الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ؟ قَالَ :
(ثَلَاثُ مِائَةٍ وَثَلَاثَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيرًا)
Artinya:
“Aku berkata: Wahai Rasulullah! Ada berapa jumlah Nabi? Rasulullah menjawab:
Nabi ada 120.000 orang. Aku berkata: Wahai Rasulullah! Ada berapa jumlah Rasul?
Rasulullah menjawab: Rasul ada 313 orang. Mereka sangat banyak,”. (HR. Ibnu
Hibban).
Semua Nabi dan
Rasul tersebut diutus untuk kaum tertentu atau kaumnya masing masing. Ketika
janji yang benar yakni hari kiamat semakin dekat maka Allah SWT mengutus Nabi
Muhammad SAW kepada seluruh umat Manusia, tidak seperti nabi-nabi terdahulu
yang diutus hanya untuk kaum atau bangsa tertentu. Allah SWT menjadikan beliau
sebagai penutup para nabi dan rasul dan menjadikan ajaran islam/risalah islam
sebagai penutup risalah yang datang dari langit. Sehingga tidak ada lagi Nabi
yang datang setelah Nabi Muhammad SAW wafat, dan tidak adalagi Risalah atau
ajaran yang turun sesudah Risalah Islam, karena risalah Islam sudah sempurna
untuk membimbing umat manusia sampi hari kiamat sebagaimana dikatakan oleh
petikan salah satu ayat al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 3 yang bunyinya:
.....اَلْيَوْمَ
اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ
لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ......... ٣
Terjemahanya
…….Pada
hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku
bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu….. (QS. al-Maidah [5]: 3)
d.
hadits hadits yang menegaskan dekatnya hari kiamat
Islam
adalah agama terakhir yang dibawa oleh Nabi
terakhir sampai nanti datangnya hari kiamat. Maka diutusnya nabi Muhammad
merupakan gerbang pertama atau tanda pertama dari rangkaian tanda-tanda akan sudah
dekatnya hari kiamat itu terjadi.
Rasulullah saw
bersabda :
بُعِثْتُ
أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ كَفَضْلِ إِحْدَاهُمَا عَنِ الْأُخْرَى وَضَمَّ
السَّبَّابَةُ وَالْوُسْطَى
Artinya:
(jarak) diutusnya aku dengan hari kiamat seperti dua jari ini, seperti
keutamaan salah satunya atas yang lain, sambil beliau merapatkan jari telunjuk
dan jari tengahnya. (H.R. Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi, Jami’ul Ushul: X/384
).
Dalam
riwayat lain Rasulullah bersabda:
بُعِثْتُ
أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَذِهِ وَهَذِهِ إِنْ كَادَتْ لَتَسْبِقُنِيْ
Artinya:
(jarak) antara aku diutus dengan hari kiamat seperti ini dengan ini, dan hampir
saja hari kiamat itu mendahuluiku.
Dua Hadits ini
menegaskan setegas tegasnya bahwa terutusnya rasulullah saw merupakan tanda
kiamat yang pertama, risalah yang dibawanya adalah risalah yang terakhir dan
umatnya adalah umat akhir zaman. terutusnya beliau dibarengi dengan tibanya
hari kiamat dengan isyarat jari telunjuk dengan jari berikutnya (jari tengah) Sementara
sabda beliau ” dan hampir saja hari kiamat itu mendahuluiku” maknanya adalah
betapa dekatnya hari kiamat itu dengan masa diutusnya beliau.[2]
Walaupun hadits
tersebut disampaikan oleh rasulullah saw 1.400 tahun yang lalu dan sampai
sekarang belum juga kiamat, tetap kami katakan kiamat sudah dekat, sebab angka
1.400 tahun walaupun lama, tapi tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan
umur dunia yang sudah milyaran tahun lamanya. Dan tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan dengan umur alam semesta yang sudah mencapai 13,5
milyar tahun lamanya. Terlebih tidak ada apa-apanya bila berada dihadapan ilmunya
Allah swt yang satu hari disisinya sama dengan seribu tahun menurut perhitungan
kita didunia. Allah swt berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 47
وَيَسْتَعْجِلُوْنَكَ
بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُّخْلِفَ اللّٰهُ وَعْدَهٗۗ وَاِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ
كَاَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ ٤٧
Terjemahanya
47. Mereka (kaum musyrik Makkah) meminta kepadamu
(Nabi Muhammad) agar azab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi
janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun
menurut perhitunganmu. (Q.S. Al-Hajj
[22]: 47)
Rasulullah
saw juga bersabda yang berbunyi:
بُعِثْتُ
فِيْ نَسَمِ السَّاعَةِ
Artinya: aku diutus pada awal tanda kiamat. (H.R. Ahmad dalam
musnadnya dan Al-Hakim dalam Al-kunya)
Dalam riwayat lain redaksinya berbunyi:
بُعِثْتُ
فِيْ نَفَسِ السَّاعَةِ
Artinya: aku diutus pada awal tanda kiamat. (H.R. Tirmidzi)
Kata
Nasamis Sa'ah, (نَسَمِ
السَّاعَةِ) sebagaimana
dikatakan oleh Ibnu Atsir ialah berasal dari kata An-Nasim, (النَّسِيْم) yakni awal tiupan angin yang lemah. Artinya, aku diutus pada permulaan tanda-tanda kiamat. Artinya makna hadits
diatas ialah Rasulullah saw diutus pada permulaan waktu terjadinya hari kiamat.
Jarak antara beliau diutus dengan terjadinya hari kiamat sangat pendek seperti
jarak ujung jari telunjuk dengan ujung jari tengah. Hadits tersebut juga
merupakan penguat mutlak akan dekatnya hari kiamat, oleh karena itulah Allah
swt berfirman:
اِنَّهُمْ
يَرَوْنَهٗ بَعِيْدًاۙ ٦ وَّنَرٰىهُ قَرِيْبًاۗ ٧
Terjemahannya:
Sesungguhnya mereka memandangnya (siksaan itu) jauh (mustahil terjadi). sedangkan
Kami memandangnya dekat (pasti terjadi). (QS.
al-Ma’arij [70]: 6-7)
Pendapat
Para Ulama
Para
ulama klasik dan kontemporer sepakat bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah
tanda awal dari perjalanan menuju akhir zaman. Berikut adalah beberapa penjelasan
mereka:
1.
Imam Al-Qurthubi dalam _Tafsir Al-Qurthubi_ menyatakan bahwa:
"Dengan
diutusnya Nabi Muhammad SAW, seluruh tanda kecil Hari Kiamat telah dimulai.
Beliau adalah rahmat bagi alam semesta dan penutup para nabi. Maka, umat Islam
harus memahami bahwa kedekatan Hari Kiamat adalah nyata."
2.
Ibn Hajar Al-Asqalani dalam _Fathul Bari_ menjelaskan:
"Hadits tentang kedekatan antara
diutusnya Nabi Muhammad dengan Kiamat menunjukkan bahwa meskipun masa itu
tampak lama menurut manusia, tetapi dibandingkan dengan umur dunia, itu adalah
waktu yang sangat singkat."
Penutup
Sahabat semua, inilah pembahasan tanda kecil pertama dari
kiamat, yaitu diutusnya Nabi Muhammad SAW. Diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah salah satu tanda awal dari Hari
Kiamat. Hal ini menandai dimulainya akhir zaman, sebagaimana disebutkan dalam
Al-Qur'an, hadits shahih, dan penjelasan para ulama. Kedatangan Nabi Muhammad
membawa misi kenabian terakhir yang melengkapi risalah para nabi sebelumnya,
sekaligus menjadi pengingat bagi umat manusia untuk bersiap menghadapi hari
akhir dengan keimanan dan amal shaleh. Insya Allah, di tulisan berikutnya kita akan membahas
tanda-tanda lainnya. Jangan lupa untuk terus mendukung channel ini dengan
menyukai, membagikan, dan mengaktifkan notifikasi agar tidak ketinggalan
pembahasan penting berikutnya.
Wallahu
a'lam bishawab. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
[1] Di antara keistimewaan Nabi Musa a.s. adalah dapat berbicara dengan
Allah Swt. secara langsung sehingga disebut kalīmullāh. Semua nabi yang lain
menerima firman Allah Swt. melalui perantaraan Jibril, kecuali Nabi Muhammad
saw. yang dapat berbicara langsung dengan Allah Swt. pada waktu mikraj.
[2] Ulama memberikan dua penafsiran terkait isyarat dua jari rasululllah
tersebut. Penafsiran Pertama maknanya saling berdekatan yakni antara nabi
Muhammad hingga hari kiamat tidak ada nabi lagi, dan masa terutusnya beliau ini
sudah mendekati tibanya hari kiamat. Penafsiran kedua maknanya antara
terutusnya nabi Muhammad hingga hari kiamat mirip seperti perbedaan panjang
antara jari telunjuk dengan jari tenggah, yaitu batas yang tersisa dari jari
tengah jika dibandingkan dengan jari telunjuk adalah batas sisa kehidupan
manusia dibumi yang dimulai dengan diutusnya rasulullah saw.
Post a Comment