Daftar isi
1. Peniupan Ruh kedalam
Jazad Nabi Adam AS dan pembangkangan Iblis
2. Akar keangkuhan dan kesombongan iblis
3. Iblis bukan golongan Malaikat
4. Allah SWT mengajarkan ilmu kepada Adam AS yang melebihi
ilmunya para malaikat
Pendahuluan
Assalamu alaikum warahmatullah hiwabarakatuh, sahabat semua, pada
tulisan saya yang kemarin, saya telah menceritakan tentang proses penciptaan
nabi Adam dari unsur tanah yang melalui empat proses atau empat tahapan, yakni
turab (debu) , thin (tanah liat), hamaim masnun (lumpur hitam bau yang diberi
bentuk) dan sholshol kal fakhor (tanah kering seperti tembikar). Maka tulisan
kali ini saya akan melanjutkan kisah nabi adam ini dengan menceritakan ketika
nabi adam saat ditiupkan ruh tuhan dan pembangkangan iblis, serta ketika tuhan
memperlihatkan keunggulanya dibanding para malaikat.
1. Peniupan Ruh kedalam Jazad Nabi
Adam AS dan pembangkangan Iblis
Ketika tubuh Nabi Adam AS masih berupa lumpur hitam, Allah
mendiamkanya dalam jangka waktu yang lama, menurut sebagian riwyat 40 tahun
lamanya, saat itu iblis melintas dihadapan Nabi Adam AS dan berkata: “sungguh
engkau diciptakan untuk suatu urusan yang besar”[1].
kemudian ketika waktunya peniupan Ruh tiba, Allah SWT menyuruh seluruh Malaikat
termasuk Iblis didalamnya yang ketika itu masih patuh terhadap perintah Allah
SWT, untuk hadir dalam prosesi peniupan Ruh tersebut. Proses peniupan Ruh
kedalam tubuh Nabi Adam AS diceritakan oleh Imam Ibnu Katsir didalam kitabnya
Qashashul ambiya dengan mengutip Imam Ibnu Hiban, bahwasanya "Saat Ruh
ditiupkan kepada Nabi Adam AS, lalu Ruh sampai di kepala, Adam bersin lalu
mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh Alam.' Allah Tabaraka wa
Ta'ala menjawab, 'Semoga Allah merahmatimu'."[2]
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Al-Hafizh Abu Bakar Al-Bazzar
diceritakan 'Saat Allah menciptakan Adam, Adam bersin lalu mengucapkan,
‘Alhamdulillâh!' Rabb-nya menjawab, 'Semoga Rabb-mu merahmatimu, wahai
Adam!"[3]
Pristiwa besar ini yang nantinya akan merubah tatanan kehidupan di
bumi untuk selamanya dan menjadi tonggak awal drama kehidupan Manusia dimuka
bumi ini. Sebab Ketika Ruh ditiupakan ketubuh Nabi Adam AS, seketika adam pun
hidup dan Allah SWT menyuruh seluruh malaikat dan iblis untuk bersujud keada Nabi
Adam AS, akan tetapi iblis menolak perintah Allah SWT tersebut seperti yang
diceritakan dibanyak surat dan ayat dalam Al-Qur’an dengan redaksi yang berbeda-beda,
yaitu: Q.S. Al-Hijr [15]: 28-44, Q.S. As-sajdah [32]:
7-9, Q.S. Al-baqarah [2]: 34, Q.S. Al-A’raf
[7]: 11-18, Q.S. Al-Isra' [17]: 61-65, Q.S. Al-Kahfi [18]: 50, Q.S. Thaa Ha
[20]: 116, Q.S. Shad [38]: 71-85.
وَاِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ صَلْصَالٍ مِّنْ
حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍۚ ٢٨ فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ
فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ ٢٩ فَسَجَدَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ كُلُّهُمْ اَجْمَعُوْنَۙ
٣٠ اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰىٓ اَنْ يَّكُوْنَ مَعَ السّٰجِدِيْنَ ٣١ قَالَ يٰٓاِبْلِيْسُ
مَا لَكَ اَلَّا تَكُوْنَ مَعَ السّٰجِدِيْنَ ٣٢ قَالَ لَمْ اَكُنْ لِّاَسْجُدَ
لِبَشَرٍ خَلَقْتَهٗ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍ ٣٣ قَالَ فَاخْرُجْ
مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌۙ ٣٤ وَّاِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ اِلٰى يَوْمِ
الدِّيْنِ ٣٥ قَالَ رَبِّ فَاَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ ٣٦ قَالَ
فَاِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَۙ ٣٧ اِلٰى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوْمِ ٣٨
قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ
وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ٣٩ اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
٤٠ قَالَ هٰذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيْمٌ ٤١ اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ
عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌ اِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِيْنَ ٤٢ وَاِنَّ
جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ٤٣ لَهَا سَبْعَةُ اَبْوَابٍۗ لِكُلِّ
بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُوْمٌ ࣖ ٤٤
Terjemahan Kemenag 2019
28.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang
dibentuk.
29.
Maka, apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)-nya dan telah
meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, menyungkurlah kamu kepadanya dengan
bersujud.[4]”
30.
Lalu, para malaikat itu bersujud semuanya bersama-sama,
31.
kecuali Iblis. Ia enggan ikut bersama para (malaikat) yang bersujud.
32.
Dia (Allah) berfirman, “Wahai Iblis, apa yang menyebabkanmu enggan
bersama mereka yang bersujud itu?”
33.
Ia (Iblis) berkata, “Aku sekali-kali tidak akan bersujud kepada manusia
yang Engkau ciptakan dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi
bentuk.”
34.
(Allah) berfirman, “Keluarlah darinya (surga) karena sesungguhnya kamu
terkutuk.
35.
Sesungguhnya kamu terlaknat sampai hari Kiamat.”
36.
(Iblis) berkata, “Wahai Tuhanku, tangguhkanlah (usia)-ku sampai hari
mereka (manusia) dibangkitkan.”
37.
(Allah) berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk golongan yang
ditangguhkan
38.
sampai hari yang telah ditentukan waktunya (kiamat).”
39.
Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh
aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh
aku akan menyesatkan mereka semua,
40.
kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (karena keikhlasannya) di antara
mereka.”
41.
Dia (Allah) berfirman, “Ini adalah jalan lurus yang Aku jamin
(ditunjukkan kepada hamba-hamba-Ku itu).
42.
Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku kecuali mereka
yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat.”
43.
Sesungguhnya (neraka) Jahanam benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan
untuk mereka (pengikut setan) semua.
44.
Ia (Jahanam) mempunyai tujuh pintu. Setiap pintu (telah ditetapkan)
untuk golongan tertentu dari mereka. (Q.S. Al-Hijr [15]: 28-44)
2)
Surat As-sajdah ayat
7-9
الَّذِيْٓ
اَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهٗ وَبَدَاَ خَلْقَ الْاِنْسَانِ مِنْ طِيْنٍ ٧ ثُمَّ
جَعَلَ نَسْلَهٗ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ مَّاۤءٍ مَّهِيْنٍ ۚ ٨ ثُمَّ سَوّٰىهُ
وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ
وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ ٩
Terjemahan Kemenag 2019
7. (Dia juga)
yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan memulai penciptaan
manusia dari tanah.
8. Kemudian,
Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani).
9. Kemudian,
Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)-nya. Dia
menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani untukmu. Sedikit sekali
kamu bersyukur. (Q.S.
As-sajdah [32]: 7-9)
وَاِذْ
قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ
اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ ٣٤
Terjemahan Kemenag 2019
34.
(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu
kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan
menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir. (Q.S.
Al-baqarah
[2]: 34)
4)
Surat
Al-A’raf ayat 11-18
وَلَقَدْ
خَلَقْنٰكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنٰكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا
لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ لَمْ يَكُنْ مِّنَ السّٰجِدِيْنَ ١١
قَالَ مَا مَنَعَكَ اَلَّا تَسْجُدَ اِذْ اَمَرْتُكَ ۗقَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ
مِّنْهُۚ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ ١٢ قَالَ فَاهْبِطْ
مِنْهَا فَمَا يَكُوْنُ لَكَ اَنْ تَتَكَبَّرَ فِيْهَا فَاخْرُجْ اِنَّكَ مِنَ
الصّٰغِرِيْنَ ١٣ قَالَ اَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ ١٤ قَالَ اِنَّكَ
مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ ١٥ قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ
صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ١٦ ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ
وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ
اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ ١٧ قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُوْمًا مَّدْحُوْرًا ۗ
لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ اَجْمَعِيْنَ ١٨
Terjemahan Kemenag 2019
11.
Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan kamu (Adam), kemudian Kami
membentuk (tubuh)-mu. Lalu, Kami katakan kepada para malaikat, “Bersujudlah
kamu kepada Adam.” Mereka pun sujud, tetapi Iblis (enggan). Ia (Iblis) tidak
termasuk kelompok yang bersujud.
12.
Dia (Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak
bersujud ketika Aku menyuruhmu?” Ia (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada
dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
13.
Dia (Allah) berfirman, “Turunlah kamu darinya (surga) karena kamu tidak
sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu
termasuk makhluk yang hina.”
14.
Ia (Iblis) menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu sampai hari mereka
dibangkitkan.”
15.
Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi
penangguhan waktu.”
16.
Ia (Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku
akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.
17.
Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang,
dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur.”
18.
Dia (Allah) berfirman, “Keluarlah kamu darinya (surga) dalam keadaan
terhina dan terusir! Sungguh, siapa pun di antara mereka yang mengikutimu pasti
akan Aku isi (neraka) Jahanam dengan kamu semua.” Q.S. Al-A’raf [7]: 11-18
وَاِذْ قُلْنَا
لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ قَالَ
ءَاَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِيْنًاۚ ٦١ قَالَ اَرَاَيْتَكَ هٰذَا الَّذِيْ
كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَىِٕنْ اَخَّرْتَنِ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَاَحْتَنِكَنَّ
ذُرِّيَّتَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلًا ٦٢ قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ
فَاِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاۤؤُكُمْ جَزَاۤءً مَّوْفُوْرًا ٦٣ وَاسْتَفْزِزْ مَنِ
اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَاَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ
وَشَارِكْهُمْ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ وَعِدْهُمْۗ وَمَا يَعِدُهُمُ
الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا ٦٤ اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ
سُلْطٰنٌۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ وَكِيْلًا ٦٥
Terjemahan
Kemenag 2019
61. (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat, “Sujudlah kamu semua kepada Adam.” Mereka pun sujud, tetapi Iblis
(enggan). Ia (Iblis) berkata, “Apakah aku harus bersujud kepada orang yang
Engkau ciptakan dari tanah?”
62. Ia (Iblis) berkata, “Terangkanlah kepadaku
tentang orang ini yang lebih Engkau muliakan daripada aku. Sungguh, jika Engkau
memberi tenggang waktu kepadaku sampai hari Kiamat, niscaya aku benar-benar
akan menyesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.”
63. Dia (Allah) berfirman, “Pergilah, siapa saja
di antara mereka yang mengikuti kamu, sesungguhnya (neraka) Jahanamlah
balasanmu semua sebagai balasan yang sempurna.
64. Perdayakanlah (wahai Iblis) siapa saja di
antara mereka yang engkau sanggup dengan ajakanmu. Kerahkanlah pasukanmu yang
berkuda dan yang berjalan kaki terhadap mereka. Bersekutulah dengan mereka
dalam harta dan anak-anak, lalu berilah janji kepada mereka.” Setan itu hanya
menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.
65. (Allah berfirman lagi,) “Sesungguhnya tidak
ada kekuasaan bagimu (Iblis) atas hamba-hamba-Ku (yang mukmin). Cukuplah
Tuhanmu sebagai penjaga (mereka darimu).” (Q.S. Al-Isra' [17]: 61-65)
وَاِذْ قُلْنَا
لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ كَانَ
مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهٖۗ اَفَتَتَّخِذُوْنَهٗ وَذُرِّيَّتَهٗٓ
اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِيْ وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۗ بِئْسَ لِلظّٰلِمِيْنَ بَدَلًا
٥٠
Terjemahan
Kemenag 2019
50. (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat, “Sujudlah kamu semua kepada Adam!” Mereka pun sujud, tetapi Iblis
(enggan). Dia termasuk (golongan) jin, kemudian dia mendurhakai perintah
Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai penolong
selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Dia (Iblis) seburuk-buruk pengganti
(Allah) bagi orang-orang zalim. (Q.S. Al-Kahfi [18]: 50)
وَاِذْ قُلْنَا
لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَ اَبٰى ۗ
١١٦
Terjemahan Kemenag 2019
116. (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Mereka pun sujud, tetapi Iblis (enggan).
Dia menolak. (Q.S.
Thaa Ha [20]: 116)
اِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ طِيْنٍ ٧١ فَاِذَا
سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ ٧٢
فَسَجَدَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ كُلُّهُمْ اَجْمَعُوْنَۙ ٧٣ اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ
اِسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ ٧٤ قَالَ يٰٓاِبْلِيْسُ مَا مَنَعَكَ
اَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۗ اَسْتَكْبَرْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ
الْعَالِيْنَ ٧٥ قَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ
مِنْ طِيْنٍ ٧٦ قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌۖ ٧٧ وَّاِنَّ عَلَيْكَ
لَعْنَتِيْٓ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ ٧٨ قَالَ رَبِّ فَاَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ
يُبْعَثُوْنَ ٧٩ قَالَ فَاِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَۙ ٨٠ اِلٰى يَوْمِ الْوَقْتِ
الْمَعْلُوْمِ ٨١ قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ٨٢ اِلَّا
عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ ٨٣ قَالَ فَالْحَقُّۖ وَالْحَقَّ اَقُوْلُۚ ٨٤
لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ اَجْمَعِيْنَ ٨٥
Terjemahan Kemenag 2019
71.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku
akan menciptakan manusia dari tanah.
72.
Apabila Aku telah menyempurnakan (penciptaan)-nya dan meniupkan roh
(ciptaan)-Ku ke dalamnya, tunduklah kamu kepadanya dalam keadaan bersujud.”
73.
Lalu, para malaikat itu bersujud semuanya bersama-sama,
74.
kecuali Iblis. Ia menyombongkan diri dan termasuk golongan kafir.
75.
(Allah) berfirman, “Wahai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk
bersujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku (kekuasaan-Ku)?
Apakah kamu menyombongkan diri ataukah (memang) termasuk golongan yang (lebih)
tinggi?”
76.
(Iblis) berkata, “Aku lebih baik darinya, karena Engkau menciptakanku
dari api, sedangkan Engkau menciptakannya dari tanah.”
77.
(Allah) berfirman, “Keluarlah darinya (surga) karena sesungguhnya kamu
terkutuk.
78.
Sesungguhnya laknat-Ku tetap atasmu sampai hari Pembalasan.”
79.
(Iblis) berkata, “Wahai Tuhanku, tangguhkanlah (usia)-ku sampai hari
mereka (manusia) dibangkitkan.”
80.
(Allah) berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk golongan yang
ditangguhkan
81.
sampai hari yang telah ditentukan waktunya (kiamat).”
82.
(Iblis) berkata, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya.
83.
Kecuali, hamba-hamba-Mu yang terpilih (karena keikhlasannya) di antara
mereka.[5]
84.
(Allah) berfirman, “Maka, yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya
kebenaran itulah yang Aku katakan.
85.
Aku pasti akan memenuhi (neraka) Jahanam denganmu dan orang yang
mengikutimu di antara mereka semuanya.” (Q.S. Shad [38]: 71-85)
2. Akar keangkuhan dan
kesombongan iblis
Akar
dari keangkuhan dan kesombongan iblis menurut Hasan Bashri dan Muhammad bin Sirrin
adalah karena dia menggunakan qiyas atau analogi dalam berfikir, bahkan menurut
beliau berdua, makhluk yang pertama menggunakan Qiyas atau analogi adalah
iblis. Iblis tidak mau mematuhi perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Adam
AS karena menganggap dirinya lebih mulia dibanding Adam AS, sebab menurut iblis
dirinya yang tercipta dari unsur api atau energi, lebih mulia daripada Adam AS
yang hanya tercipta dari Tanah yang merupakan unsur materi. Inilah Analagi yang
iblis gunakan untuk membantah perintah Allah SWT dan merupakan analogi atau
qiyas yang pertama tama yang digunakan oleh makhluk terkutuk, yaitu iblis.
Sebenarnya
para ulama terdahulu sudah membantah
analogi iblis ini, para ulama mengatakan analogi iblis ini sangat lemah, sebab kenyataanya
tanah-lah yang lebih baik dan bermanfaat daripada api. Tanah mengandung unsur
ketenangan, ketabahan, kesabaran, dan pertumbuhan, bedahalnya api yang
mengandung unsur gegabah, kedunguan, ketergesa gesa-an dan membakar
3. Iblis bukan golongan
Malaikat
ada banyak pendapat mengenai asal usul iblis. Sebagian ulama
berpendapat iblis asalnya adalah malaikat, sebab dia termasuk yang
diperintahkan untuk bersujud kepada Adam AS, ayat ayat Al-Qur’an sangat
gamblang menceritakan bahwa yang diperintahkan untuk bersujud kepada adam
adalah golongan malaikat, iblis juga termasuk didalamnya, akan tetapi iblis
menolak perintah tersebut. Maka kesimpulanya iblis awalnya adalah golongan
malaikat. Diantara yang berpendapat iblis awalnya adalah Malaikat yaitu Ibnu
Mas’ud, Ibnu Abbas, dan Said bin Al-Musayyib. Mereka menyatakan bahwa Iblis
pada mulanya adalah pemimpin para malaikat dilangit yang paling bawah, Ibnu
Abbas menambahkan Iblis awalnya namanya adalah Azazil, riwayat lain mengatakan
namanya adalah Harits, riwayat lain yang juga masih bersumber dari Ibnu Abbas
bahwa Iblis berasal dari salah satu golongan malaikat yang bernama Jin. Tugas
mereka adalah menjaga surga dan Iblis adalah ketuanya, karena dia yang paling
banyak ilmunya, ibadahnya dan paling mulia diantara mereka, dia awalnya
mempunyai empat sayap, namun kemudia ketika dia membangkang Allah SWT mengubah
wujudnya menjadi buruk rupa menjadi setan yang terkutuk.
Sedangkan ulama yang berpendapat bahwa Iblis bukan berasal dari golongan
malaikat diantaranya adalah Hasan Al-Bashri dan Syahr bin Hausyah. Sebab ada
ayat Al-Qur’an yang sangat jelas mengatakan bahwa Iblis memang bukan dari
golongan Malaikat, akan tetapi dia termasuk golongan Jin. Hal ini di firmankan
Allah SWT didalam Surat Al-Kahfi ayat 50 yang berbunyi:
وَاِذْ
قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ
كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهٖۗ اَفَتَتَّخِذُوْنَهٗ
وَذُرِّيَّتَهٗٓ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِيْ وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۗ بِئْسَ
لِلظّٰلِمِيْنَ بَدَلًا ٥٠
Terjemahan Kemenag 2019
50.
(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu
semua kepada Adam!” Mereka pun sujud, tetapi Iblis (enggan). Dia termasuk
(golongan) jin, kemudian dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu
menjadikan dia dan keturunannya sebagai penolong selain Aku, padahal mereka
adalah musuhmu? Dia (Iblis) seburuk-buruk pengganti (Allah) bagi orang-orang
zalim. (Q.S. Al-Kahfi [18]: 50)
4. Allah SWT mengajarkan
ilmu kepada Adam AS yang melebihi ilmunya para malaikat
Kemuliaan Adam AS yang melebihi para Malaikat adalah karena Allah
SWT mengajarkan ilmu kepadanya, yang mana ilmu ini tidak diajarkan kepada para
Malaikat. Ilmu tersebut adalah berupa nama nama. Hal Ini disebutkan didalam Al-Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 31 yang berbunyi: “وَعَلَّمَ
اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا” artinya: Dia
(Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya. maksud dari ilmu
yang berupa nama nama ini, para Mufassir berbeda pendapat tentagnya, Ibnu Abbas
menafsirkan yang dimaksud adalah nama nama benda yang diketahui manusia seperti
hewan, tanah, bumi, air, lautan, gunung, dan nama nama benda lainya. Riwayat
lain menyebutkan bahwa yang dimaksud nama nama dalam ayat tersebut maksudnya
adalah nama lembaran takdir, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Qatadah dan Mufassir
lainya menafsirkan, Allah SWT mengajarkan nama nama hewan, burung dan segala
sesuatu kepada Adam AS, Al-Rabi’ menafsirkan Allah SWT mengajarkan nama nama
Malaikat kepada Adam AS, Abdurrahman bin Zaid menafsirkan Allah SWT mengajarkan
nama nama keturunan Adam AS padanya.
Dari sekian banyak pendapat diatas, yang shahih adalah Allah SWT mengajarkan
nama nama benda dan prilakunya kepada Adam AS, mulai dari benda-benda besar,
hingga benda benda kecil seperti penafsiran Ibnu Abbas RA. Pendapat ini juga
dikuatkan oleh sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim
yang bersumber dari jalur Sa’id dan Hisyam dari Qatadah, dari Anas bin Malik
dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: kaum Mukminin berkumpul pada hari
kiyamat, mereka berkata: mari kita memohon syafa’at kepada Rabb, mereka kemudian
menemui Adam AS, mereka berkata: kau ayah manusia, Allah SWT menciptakan engkau
dengan tanganya, memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan
mengajarimu nama nama segla sesuatu.[6]
Kemudian setelah Allah SWT mengajarkan nama nama kepada Adam, Allah
SWT memperlihatkan kemamuan Adam AS ini kepada para malaikat untuk
menghilangkan keraguan para malaikat tersebut tentang Adam AS, Allah SWT
berfirman dalam lanjutan ayat tadi, “ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ
اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ” yang artinya: kemudian
Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan
kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”
Hasan Bashri mengatakan : kala Allah SWT hendak menciptakan Adam AS, para Malaikat
berkata: setiap kali Rabb kita menciptakan suatu makhluk, kita pasti lebih tau
dari makhluk tersebut, Allah SWT kemudian menguji mereka dengan Adam AS, itulah
yang dimaksud dengan firmanya: “اَنْۢبِـُٔوْنِيْ
بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ”
“Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda)
ini jika kamu yang benar!” namun jawaban
para Malaikat adalah sebagaimana tertera dalam ayat berikutnya, yakni dalam
surat Al-Baqarah ayat 32 “قَالُوْا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗاِنَّكَ
اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ ٣٢”
yang artinya: “Maha Suci Engkau.
Tidak ada pengetahuan bagi kami, selain yang telah Engkau ajarkan kepada kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Maksud
ayat ini adalah : mahasuci engkau bahwa ada seorang makhluk yang mengetahui
sebagian dari ilmu-mu tanpa engkau ajari. Karena memang semua Malaikat hanya
mengetahui ilmunya Allah SWT hanya yang dikehedakinya saja, kalau yang tidak
dikehendaki, maka para Malaikat tidak tahu apa-apa. Ini senada dengan pernyataan
Allah SWT didalam surat Al-Baqarah ayat 255 yang berbunyi:
“وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ
عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ” artinya: “Mereka
tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia
kehendaki.”
Kemudian Allah
SWT memperlihatkan kemampuan Adam AS ini kepada para malaikat dengan berfirmn
di ayat selanjutnya “قَالَ يٰٓاٰدَمُ اَنْۢبِئْهُمْ بِاَسْمَاۤىِٕهِمْ
ۚ فَلَمَّآ اَنْۢبَاَهُمْ بِاَسْمَاۤىِٕهِمْۙ قَالَ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْ اِنِّيْٓ
اَعْلَمُ غَيْبَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۙ وَاَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَمَا كُنْتُمْ
تَكْتُمُوْنَ” artinya: Dia
(Allah) berfirman, “Wahai Adam, beri tahukanlah kepada mereka nama-nama benda
itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-nama itu, Dia berfirman, “Bukankah
telah Kukatakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku
mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang selalu kamu sembunyikan?” menurut
sebagian Mufassir maksud dari firman Allah SWT “Aku mengetahui apa yang kamu
nyatakan” adalah perkataan para malaikat pada rangkaian ayat sebelum ini,
yakni perkataan malaikat yang terekam dalam surat Al-Baqarah ayat 30 yaitu:
“قَالُوْٓا
اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ” “Mereka berkata, “Apakah
Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,”
sementara
maksud firman Allah SWT “dan apa yang
selalu kamu sembunyikan”
adalah perkataan para malaikat “setiap kali Rabb
kita menciptakan suatu makhluk, kita pasti lebih tahu dan lebih mulia dari
makhluk tersebut,”
ini adalah pendapat Abu Aliyah, Rabi’, Hasan dan Qatadah. Sementara ulama lain
seperti Sa’id bin Jubair, Mujahid, As-Suddi, Dhahhak, Ats-Tsauri berpendapat
maksudnya adalah kesombongan Iblis yang ada dihatinya.
Penutup
Demikianlah kisah Nabi Adam yang diceritakan oleh Al-Qur’an Al-Karim.
Dengan memahami ayat ayat Al-Qur’an Al-Karim secara komrehensif, maka kita bisa
menarik kesimpulan dari hikmah hikmah dibalik kisah kisah umat terdahulu.
Khususnya yang berkaitan dengan para nabi.
[1] Al-Hafizh Abu
Ya'la mengatakan, "Uqbah bin Mukarram bercerita kepada kami, Amr bin
Muhammad bercerita kepada kami, dari Isma'il bin Rafi', dari Maqburi, dari Abu
Hurairah, Rasulullah bersabda, 'Sungguh, Allah menciptakan Adam dari tanah,
setelah itu Allah jadikan lumpur lalu Allah biarkan, hingga ketika telah
menjadi lumpur hitam, Allah membentuknya setelah itu la tinggalkan, hingga
ketika telah menjadi tanah liat seperti tembikar, Iblis melintas di hadapannya
lalu berkata, 'Kau diciptakan untuk suatu urusan besar.' Allah kemudian
meniupkan sebagian ruh (ciptaan)-Nya pada Adam. Ruh pertama kali masuk ke
penglihatan dan penciumannya, ia kemudian bersin dan mengucapkan, 'Allah.'
Allah menjawab, 'Semoga Rabb-mu merahmatimu.'Setelah itu Allah berfirman, 'Hai Adam!
Hampirilah golongan malaikat itu, sampaikan salam pada mereka lalu perhatikan
apa yang mereka ucapkan!' Adam kemudian mengucapkan salam pada mereka, mereka
lalu menjawab, 'Wa'alaikassalâm wa rahmatullâhi wa barakatuhu. Allah berfirman,
'Hai Adam! Itulah ucapan salammu, juga ucapan salam keturunanmu.' Imam Ibnu
katsir, Kisah para Nabi, (Jakarta: UMMUL QURA, 2015), Hal: 78
[2] Peniupan Ruh
ke Dalam Jasad Adam Ibnu Hibban menyebutkan dalam kitab Shahih-nya, Hasan bin
Sufyan bercerita kepada kami, Hudbah bin Khalid bercerita kepada kami, Hammad
bin Salamah telah bercerita kepada kami, dari Tsabit, dari Anas bin Malik,
Rasulullah bersabda, "Saat ruh ditiupkan kepada Adam lalu ruh sampai di
kepala, Adam bersin lalu mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh
alam.' Allah Tabaraka wa Ta'ala menjawab, 'Semoga Allah merahmatimu'."
Imam ibnu katsir, Kisah para nabi, (Jakarta: UMMUL QURA, 2015), Hal: 77
[3] Al-Hafizh Abu
Bakar Al-Bazzar menuturkan, "Yahya bin Muhammad bin Sakan bercerita kepada
kami, Hibban bin Hilal bercerita kepada kami, Mubarak bin Fadhalah bercerita
kepada kami, dari Ubaidullah, dari Hubaib, dari Hafsh-bin Ashim bin Ubaidullah
bin Umar bin Khattab dari Abu Hurairah, ia menyambung sanad hadits ini hingga
Nabi (marfu'), ia mengatakan, 'Saat Allah menciptakan Adam, Adam bersin lalu
mengucapkan, ‘Alhamdulillâh!' Rabb-nya menjawab, 'Semoga Rabb-mu merahmatimu,
wahai Adam!" Sanad ini lumayan, hanya saja para ahli hadits tidak
mentakhrijnya. Imam ibnu katsir, Kisah para nabi, (Jakarta: UMMUL QURA, 2015),
Hal: 77
[4] Sujud di sini
bukan berarti menyembah, melainkan menghormat seperti sujudnya saudara-saudara
Nabi Yusuf a.s. kepadanya.
[5] Arti ungkapan hamba yang terpilih adalah
orang-orang yang telah diberi taufik untuk menaati segala petunjuk dan perintah
Allah Swt.
[6] Imam ibnu katsir, Kisah para nabi, (Jakarta: UMMUL QURA,
2015), Hal: 39-40
Post a Comment